BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap
peristiwa-peristiwa atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu ini
terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil
penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang
dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak proses yang
penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang merupakan
kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia,
Biofisika, dan Geofisika. Pembagian IPA dalam berbagai cabang tersebut
sebenarnya untuk lebih mempermudah mempelajari alam seisinya dari sudut pandang
tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni sasaran yang
diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta yang meliputi:
asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat
benda maupun peristiwa yang terjadi.
Rasa ingin tahu dan terbentuknya
ilmu pengetahuan
Beberapa binatang sudah mempunyai otak, sehingga mempunyai
daya piker namun terbatas pada insting (naluri) dan upaya mempertahankan diri
serta turunannya. Insting tersebut terutama ditujukan untuk kelangsungan
hidupnya seperti memperoleh makanan, perlindungan diri dan perkembangbiakan.
Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke masa dan
dinyatakan sebagai idle curiousity. Sedangkan
manusia di samping mempunyai naluri dan nurani, manusia juga memiliki nalari.
Dengan nalari itu, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan
penalaran, pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan tersebut maka
pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin
tahu manusia tersebut selalu berkembang (curiousity).
Dengan nurani, manusia selalu ingin berbuat baik untuk dirinya dan
lingkungannya.
Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dengan
pertanyaan apa atau “what” tentang sesuatu, dan dilanjutkan
dengan pertanyaan bagaimana atau “how” dan mengapa atau “why”.
Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu
benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak pada usia sekitar dua tahun
adalah “apa” nama benda tersebut,
misalkan benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul
pada usia menjelang TK adalah “bagaimana”
menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa lagi, maka pertanyaan yang
akan muncul di benaknya adalah “mengapa”
pensil dapat digunakan untuk menulis? Dengan mendapatkan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan
pengetahuan baru dan sekaligus rasa ingin tahunya terjawabkan.
Adanya kemampuan berpikir pada manusialah yang menyebabkan
terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta.
Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar
dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dengan akal yang dimiliki
manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Informasi yang dapat disimpan dan diajarkan kepada generasi
berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi
tentang pengetahuan ini akan terus bertambah dan berkembang dari generasi ke
generasi berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka secara sederhana urutan
perkembangan ilmu dimulai dari rasa
ingin tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatan berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan
pengalaman yang terus-menerus diperoleh pengetahuan,
semisal sifat dari benda yang diamati. Kumpulan pengetahuan tentang sesuatu
yang didapatkan secara sistematis dinyatakan ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana
Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam ?
b. Bagaimana Pengaruh Ilmu Pengetahuan
Alam?
c. Bagaimana Peranan Ilmu Pengetahuan Alam?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejak
dilahirkan di muka bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan
dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia
melalui pancaindra merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang
membuahkan pengalaman.
Manusia
sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa
yang terjadi disekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Hal
ini mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala gejala alam, baik
alam besar (makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos) serta
memecahkan masalah yang dihadapi.
Dengan
adanya makalah ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa dan masyarakat
dalam mengikuti perkembangan dan
pengembangn ilmu pengetahuan alam yang berkaitan dengan materi yang
dikaji dalam Ilmu Alamiah Dasar, sebagaimana
yang kita ketahui ilmu alam tersebut selalu mengalami perubahan atau
perkembangan dari zaman ke zaman yang melahikan ilmuan ilmuan baru seperti Ahli
Astronomi, Ahli Kimia, Ahli Fisika.
D. Metode Ilmiah
Manusia memiliki kecenderungan untuk
menanggapi rangsangan yang ada di sekitarnya, termasuk gajala-gejala di alam
semesta ini. Tanggapan terhadap gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa yang ada
ini di alam semesta ini akan menjadi sebuah pegalaman yang akan terus
berkembang karena rasa keingin tahuan manusia. Pengalaman-pengalaman inilah
yang nantinya menjadi pengetahuan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Ilmu tentang alam merupakan kegiatan
manusia yang bersifat aktif dan dinamis. Artinya, hasil percobaan yang
dilakukan manusia akan menghasilkan suatu konsep yang mendorong dilakukannya
percobaan-percobaan berikutnya, karena ilmu alam bertujuan untuk mencari
kebenaran yang relatif dari suatu hal.
Tidak
semua pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang
cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu. Adapun syarat-syarat suatu
pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu adalah sebagai berikut:
1. Logis
Pengetahuan
tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan.
2. Objektif
Pengetahuan
yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fakta empiris.
3. Metodik
Pegetahuan
diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati, dan
dikontrol.
4. Sistematik
Pengetahuan
disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan menjelaskan satu sama lain
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
5. Universal
Pengetahuan
berlaku untuk siapa saja dan di mana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang
sama akan diperoleh hasil yang sama.
6. Komulatif
Berkembang dan
tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang selalu bertambah dengan
hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus
diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar.
Untuk mencapai
kebenaran, yakni persesuaian antara pengetahuan dan objeknya, tidaklah terjadi
secara kebetulan, tetapi harus menggunakan prosedur atau metode yang tepat,
yaitu prosedur atau metode ilmiah (scientific
method) .Adapun Kelebihan dan kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh
metode ilmiah, maka pemecahan segala masalah yang tidak dapat diterapkan metode
ilmiah, tidaklah ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam
Awal
dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam,
mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula
terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin
bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya.
Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan
eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari
hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia
mempu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap.
Perkembangan IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16. Namum
perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep Copernicus yang kemudian
diperkuat Galileo (konsep geosentris ® konsep heliosentris), dikenal sebagai permulaan abad ilmu
pengetahuan modern (kebenaran
berdasarkan induksi). Di awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika makin berkembang
pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan bermunculan beberapa
fisikawan yang terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu di rebisi dan
penyesuaian dengan konsep ilmu pengetahuan ke ara pemikiran yang modern.
Perkembangan ipa tidak jauh dari kaitan Landasan Ilmu Pengetahuan itu
sendiri antara lain :
1. Hipotesis
Merupakan strata ilmu yang paling
rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau
teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.
2.
Teori
Merupakan strata ilmu yang lebih
tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya,
namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.
3.
Hukum
dan dalil
Merupakan strata ilmu yang paling
tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak
ditemukan adanya kesalahan.
Berikut ini adalah diagram perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam di uturkan melalui abad
Abad 15 16 19 20
-Pseudo
-Awal IPA -revolusi industri -IPA Modern
science sekarang -penemuan
mesin -alat riset canggih
-Mitos -Heliosentris modern: mesin uap -telaah mikroskopik
-logika -Liberalisme kertas, cetak, dll -penemuan anomali
-Penemuan alat -penemuan alat teori sebelumnya
bantu lebih baik -konsep baru
(modern)
¯
sifat:
- mikroskopis
-
analisis tinggi
-
abstraksi dalam
Gb. 1. Diagram Periode Pengembangan IPA
Pengetahuan menjadi displin ilmu
seperti yang dapat kita lihat sebagai berikut
Ilmu Pengetahuan Alam
|
Ilmu Sosial dan
Budaya
|
|
Sains Fisik
|
Sains Hayati (Biologi)
|
|
·
Fisika
·
Kimia
·
Astronomi
·
Geologi
·
Mineralogi
·
Geografi
·
Geofisika
·
Meteorologi
·
Oseanologi
·
Dll
|
·
Botani
·
Zoologi
·
Mikrobiologi
·
Kesehatan
·
Palaentologi
·
Fisiologi
·
Taksonomi
·
Dll
|
·
Bahasa
·
Sosiologi
·
Pendidikan
·
Sejarah
·
Antropologi
·
Etnologi
·
Seni dan
Budaya
·
Psikologi
·
Ekonomi
·
Dll
|
Didukung oleh Matematika/Statistika
dan Informatika
|
Gb. 2. Perkembangan IP Menjadi Berbagai Disiplin
Ilmu
Ilmu pengetahuan akan terus
berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan
apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu
pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak
pernah terputus. Bahkan ia akan semakin membesar dan meluas.
Penggolongan IPA menjadi “klasik”
dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang
ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara
memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
IPA klasik yang telaahannya
mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, dan bersifat
makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan
penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan
dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
2. Sejarah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam
a. Zaman Kuno
Pengetahuan
yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan
membeda-bedakan, serta dari hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial
and error. Semua pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya,
belum ada usaha untuk mencari asal-usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada
saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis membaca dan berhitung maka
pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib dan berlangsung terus menerus.
Misalnya dari pengamatan dan pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi
Babilonia menetapkan pembagian waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu
dibagi dalam 7 hari dan hari dalam 24 jam. Selanjutnya jam dibagi dalam 60
menit dan menit dalam 60 detik. Kemudian satuan enam puluh ini juga digunakan
untuk
pengukuran
sudut, 60 detik sama dengan 1 menit, 60 menit sama dengan 1 derajad dan satu
lingkaran penuh sama dengan 360o.
Demikian pula ahli Babilonia dapat meramalkan terjadinya
gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah 10 atau 11 hari. Ini terjadi kira-kira
3000 SM.
Pada tahun 2980-2950 SM telah dapat
dibangun piramid di Mesir untuk menghormati dewa agar tidak terjadi bahaya
banjir di sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan bahwa pengetahuan
teknik bangunan dan matematika khususnya geometri dan aritmatika telah maju.
Kurang lebih tahun 1.600 SM orang mesir telah menghitung keliling lingkaran
sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama dengan
seperdua belas kuadrat kelilingnya.
b. Zaman Yunani Kuno
Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada
zaman Yunani, disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani.
Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya
tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-usul dan
sebab-akibat dari segala sesuatu.
1. Thales (624-548 SM)
Ahli filsafat dan matematika,
pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama yang mempertanyakan
dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala
sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan
kembali. Disamping itu dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya
sendiri, sedangkan bulan menerima cahaya dari matahari.
2. Anaximenes (588-526 SM)
Berpendapat bahwa zat dasar adalah
udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini
mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu tergantung kepada
pernafasan.
3. Anaximander (610-546 SM)
Berpendapat langit dengan segala
isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang nampak itu hanya
separohnya
4. ]Heraklitos (535-475 SM)
Menyatakan bahwa api adalah asal
segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam
semesta, yang berubah-ubah sifatnya didalam proses yang kekal. Yang kekal
hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.
5. Pythagoras (580-499 SM)
Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu
bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika menemukan dalil yang
terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-siku
sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi sikusikunya.
6. Empedokles (495-435 SM)
Menerima 4 unsur dasar menurut
Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi dari pencampuran
keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat unsur itu adalah
sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas
dan kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan
panas. Selain itu juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik
menarik, sedang yang berlawanan akan
tolak menolak.
7. Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)
Dalam mencari unsur dasar dari
segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan teori atom sebagai
berikut : Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak
dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda
dalam jumlah dan susunan atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan
penguraian atom menurut hukum sebab akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan
ciptaan. Yang ada hanyalah atom dan kehampaan
8. Plato (427-345 SM)
Menyangkal teori atom, yang
menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik.
Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah
ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah
bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh
roh dari alam yang gaib.
9. Aristoteles (384-322 SM)
Menerima 4 unsur dasar: tanah,
udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima yaitu eter atau
"quint essentia". Ia menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi
unsure yang lain, kecuali eter yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang
menjadi masak terjadi garam, biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak
mengandung tanah. Logam perak, tembaga, timah putih dan besi, pada dasarnya
banyak mengandung tanah. Semua logam akan mengalami proses memasak menjadi
logam mulia, yaitu emas. Pendapat bahwa unsur berubah menjadi unsur lain inilah
yang menjadi dasar dari alkimia untuk mengubah logam biasa menjadi emas. Pendapat
Aristoteles yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar adalah
dengan jalan pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles
menyangkal bahwa pengetahuan yang benar itu berasal dari dunia yang gaib.
Melainkan menghargai pengetahuan yang diperoleh dan dibuktikan dengan
pancaindera.
10. Ptolomeus (127-151)
Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat
jagat raya, bintang dan matahari mengelilingi bumi (geosentrisme). Planet
beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan bintang. Karya
Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian
oleh bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu
perbintangan. Pendapat dan pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus
berpengaruh sangat lama sampai dengan menjelang zaman modern, yaitu sampai
zaman Galileo, Geosentrisme diganti dengan heliosentris (matahari sebagai pusat
jagat raya).
c. Zaman Pertengahan
Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan
menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini pengertian
usur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada unsur itu
sendiri.
Air
raksa = logam yang mudah menjadi uap.
Belerang
= mudah terbakar dan memberi warna.
Garam
= tak dapat terbakar dan bersifat tanah.
Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Beberapa cendekiawan Islam diantaranya :
1. Al Khowarisni (825)
Menyusun buku Aljabar dan Artimatika
yang kemudian mendorong penggunaan sistim desimal. Menurut catatan sejarah
karya Al Khowarisni merupakan pengembangan dari karya bangsa Hindu yang bernama
Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628). Kemudian Omar Khayam (1043-1132) ahli
matematika dan astronomi; Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980- 1137) menulis buku
tentang kedokteran.
Secara garis besar sumbangan bangsa
Arab dalam pengembangan pengetahuan alam adalah:
1.
Menerjemahkan
peninggalan bangsa Yunani, mengembangkannya dan kemudian menyebarkan ke Eropa
dan selanjutnya dikembangkan di Eropa.
2.
Mengembangkan
metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan kedokteran,
obat-obatan, astronomi, kimia dan biologi.
3.
Memantapkan
penggunaan sistim penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis dengan
posisi letak, artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.
Contoh :
Bilangan 2132 = paling depan berarti
dua ribuan, berturut-turut kebelakang, satu ratusan, tiga puluhan dan dua
satuan. Cabang matematika elementer yaitu aljabar diawali dan dikembangkan
bangsa Arab.
d. Zaman Modern, Timbulnya Ilmu
Pengetahuan Alam
Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad
pertengahan sudah banyak tetapi belum sistimatis dan belum dianalisis menurut
jalan pikiran tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai cara berpikir filsafat,
agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna dikembangkan metode eksperimen.
1. Roger Bacon (1214-1294)
Menyatakan bahwa pada hakekatnya
ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang
disusun dan dibentuk dari pengalamnan, penyelidikan dan percobaan. Matematika
merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran
dalam ilmu pengetahuan.
2. Leonardo da Vinci (1452-1519)
Pernah menyatakan bahwa: Percobaan
tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah pandangan dan pertimbangan kita.
3. Francis Bacon (1561-1626)
Berpendapat bahwa cara berfikir
induktif merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai kebenaran. Hanya percobaan
dan penyelidikan yang menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam. Mulai saat
itu kegiatan eksperimen ditingkatkansehingga cara memperoleh pengetahuan
dilakukan dengan langkahlangkah:
1). Observasi dan pengumpulan data
2). Menyusun model atau ramalan
generalisasi
3). Melakukan eksperimen untuk
menguji ramalan atau generalisasi
sehingga diperoleh kesimpulan atau
hukum yang lebih mantap.
4. Nicolas Copernicus (1473-1543)
Ahli astronomi, matematika dan
pengobatan.
Karyanya adalah:
1). Matahari adalah pusat dari sitim
tatasurya (heliosentrisme)
2). Bumi mengelilingi matahari
sedangkan bulan mengelilingi bumi.
5. Johannes Keppler (1571-1630)
1. Orbit dari semua planet berbentuk elips.
2. Dalam waktu yang sama, maka garis
penghubung antara planet dan matahari selalu melintas bidang yang luasnya sama
3. Pangkat dua dari waktu yang
dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari adalah sebanding dengan
pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.
6. Galileo Galilei (1546-1642)
Antara lain menemukan 4 hukum gerak,
penemuan tata bulan planet Jupiter, mendukung heliosentrisme dari Copernicus
dan hukum Keppler. Ia juga menyatakan bahwa bulan tidak datar, penuh dengan
gunung, planet Mercurius dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga
menemukan 4 buah bulan pada planet Jupiter. Penemuannya ini didasarkan atas
pengamatan dengan alat teropong bintangnya.
Perkembangan IPA sangat pesat
setelah dikenalkannya konsep fisika kuantum dan relativitas pada abad 20.
Konsep yang modern ini mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan dan
menyebabkan adanya revisi serta penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang
modern. Dengan demikian, terdapat dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA
Klasik dan IPA Modern.
3.
Peranan Ilmu Pengetahuan Alam
a. Dalam
Memenuhi Kebetuhan Manusia
Nana Syaodih S. (1997: 67)
menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan
batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan
teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan
teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain
secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast &
Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge.
Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap
tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca
indera, dan otak manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah
dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang
lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban
sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan.
Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau
pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang
cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga
seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv)
memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional
mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
·
proses yang meningkatkan nilai
tambah
·
produk yang digunakan dan dihasilkan
untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
·
Struktur atau sistem di mana proses
dan produk itu dikembamngkan dan digunakan
Kemajuan teknologi adalah sesuatu
yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi
akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan
banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia.
Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang
dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.
Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat
positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
b. Dalam
Perikebutuhan Manusia
Ilmu dalam bidang IPA dan
pemanfaatannya dapat kita bedakan dalam IPA dasar atau murni, IPA terapan, dan
teknologi. IPA dasar, IPA terapan, dan teknologi mengkaji bahan pokok yang
sama, yaitu alam. Perbedaan ketiganya terletak pada aspek yang dikajinya.
Menurut Amor et al. (1988) ilmuwan IPA dasar mencoba untuk memahami bagaimana
alam bekerja. Sedangkan ilmuwan IPA terapan mencoba mencari cara untuk
mengendalikan cara alam bekerja. Ahli teknologi memanfaatkan penemuan IPA dasar
dan IPA terapan untuk membuat alat guna mengendalikan cara alam bekerja.
Menurut White & Frederiksen (2000) IPA dapat dipandang sebagai proses untuk
membentuk hukum, model, dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi,
menjelaskan, dan mengendalikan tingkah laku alam.
Konsep-konsep IPA dasar terbentuk
dari keingintahuan mengenai sesuatu yang belum diketahui orang, keingintahuan
itu menuntun ke arah mencari prinsip atau teori yang dapat diperoleh dari hasil
pengkajian, yaitu melalui percobaan. Pengkajian ini merupakan pengkajian yang
tidak bermaksud untuk mencari kondisi atau proses optimal yang diharapkan,
melainkan hanya untuk memenuhi penjelasan dari objek (benda dan energi) dan
peristiwa alam. Konsep-konsep IPA dasar merupakan konsep-konsep IPA mengenai
kondisi, interaksi, dan peristiwa dari kondisi yang normal (biologi) atau
ideal (fisika). Dalam konsep-konsep IPA dasar, seringkali ada variabel
(parameter), yang dalam kenyataannya berpengaruh, tidak dimasukkan ke dalam
konsep-konsepnya. Konsep-konsep itu sengaja disusun secara ideal atau normal
agar berlaku umum, yang berarti dapat digunakan kapan saja dan dimana saja.
Keberlakuan umum konsep-konsep tersebut luas, sehingga berfungsi sebagai
konsep-konsep dasar bagi IPA terapan dan teknologi. Para ilmuwan menempatkan
IPA dasar sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu terapan dan teknologi.
Dampak
atau efek dari ilmu alamiah dan teknologi yang telah dikembangkan manusia dalam
rangka memenuhi kebutuhannya sehingga lebih mudah dan menyenangkan dapat
bersifat positif artinya benar-benar bermanfaat, dan dapat juga bersifat negatif,
karena menimbulkan akibat sampingan. Akibat itu bila dibiarkan akan membawa
malapetaka. Karena itu, manusia setalah mengetahui beberapa hasil ilmu alamiah
dan teknologi , mencoba mengatasi juga dengan ilmu alamiah dan teknologi yang
baru.
1.
Sandang
Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi
telah banyak sumbangannya dalam bidang sandang; andaikata tidak, maka
barang???? kita masih hidup dalam zaman purba di mana manusia dalam zaman purba
masih menggunakan kulit kayu atau daun-daun sebagai penutup tubuh kita. Baik
pada abad yang lalu maupun masa kini ilmu pengetahuan alam dan teknologi telah
menolong manusia dalam pengadaan sandang berupa mesin-mesin tekstil. Dengan
teknologi itu orang tidak perlu menunggu terlalu lama hasil serta tanaman
kapas. Dengan serat-serat sintetis itu orang dapat membuat serat secara
besar-besaran dalam waku yang singkat.
Dapak negatif dari segala penemuan
Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi ini sehubangan dengan polimersintetis yaitu
bahwa bahan-bahan berupa polimersintetis itu yang dalam kata sehari-hari
disebut “plastik” menimbulkan keuntungan dan kerugian. Keuntungannya sudah
jelas kita dapat memproduksi serat tekstil untuk sandang, bahkan hampir semua
kebutuhan sehari-hari yang berupa alat rumah tangga tidak luput dari penggunaan
plastik sebagai bahan dasarnya. Yang menjadi masalah sekarang ialah bahwa
sampah-sampah plastik itu tidak dapat dihancurkan oleh bakteri-bakteri
pembusuk. Untuk menjawab tantangan ini kiranya perlu diciptakan cabang Ilmu
Pengetahuan Alam dan teknologi yang lebih maju lagi misalnya dengan menciptkan
jenis polimer yang dapat dihancurkan oleh bakteri pembusuk dengan jalan
mencampur polimer itu dengan suatu bahan lain yang menjadi makanan bakteri
pengurai. Cara lain ialah memusnahkan sampah plastik itu dengan membakarnya
atau mengolahnya kembali menjadi bahan plastik lagi.
2.
Papan
Dikemukan
bahwa burung camar semua pandai membuat sarang yang begitu indah, namun setelah
berabad-abad alamnya ternyata tidak terlihat adanya kemajuan sedikit pun.
Burung itu membuat sarangnya secara naluri. Berbeda dengan manusia yang oleh
Tuhan diberi karunia keunggulan berupa akal dan budi. Dengan akal inilah
manusia dapat menyempurnakan rumah tinggalnya dari gua-gua alami ke
pohon-pohon, kemudian berkembang lagi menjadi rumah diatas tiang-tiang
penyangga, dan lebih maju lagi pada masa kini kita telah mampu membuat rumah
tembok dengan penuh kenyamanan. Untuk mencapai puncaknya orang tidak perlu
meniti tangga langkah demi langkah, tetapi cukup tekan tombol dan beberapa
detik kemudian sampai ke lantai yang ke 60 dan seterusnya. Uraian diatas
menunjukkan dampak positif Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi dalam bidang
papan. Sebagai contoh dengan alat-alat modern, sekarang orang begitu mudah
membabat hutan untuk bangunan atau perabot lainnya. Pohon-pohon yang relatif
mudah yang sehausnya tidak boleh dibabat, sehingga menimbulkan akibat berantai,
mulai dari erosi, pendangkalan sungai, kematian sumber air, kemerosotan
kesuburan tanah, banjir dan selanjutnya rantai itu sampai pada kesengsaraan manusia
itu sendiri yang sebenarnya tidak ikut secara langsung menikmati hasil hutan
itu.
3. Pangan
Dampak positif ilmu Pengetahuan Alam
dan teknologi dibidang pangan telah jelas dikemukakan di muka, misalnya saja
dalam memperoleh bibit unggul yang banyak produksinya dalam waktu yang relatif
singkat melalui nuklir. Sumbangan Ilmu Pengetahuan Alam di bidang pangan pun
telah banyak dimanfaatkan orang misalnya dengan cara pemupukan yang tepat dan
penggunaan bakteri yang sanggup menunjang akar-akar tanaman mengambil zat hara
dengan lebih baik sehingga produksi bertambah banyak.
Dampak
negatif Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi juga ada, misalnya pemakaian racun
pemberantas hama tanaman (pestisida) ternyata tidak saja dapat memberantas
hama, tetapi juga membunuh hewan ternak, meracuni hasil panen, meracuni manusia
itu sendiri. Karena itu kesadaran, kesadaran dan tanggung jawab manusia itu
sendiri juga perlu ikut di tingkatkan untuk kepentingan bersama dan generasi
yang akan datang.
c. Dalam
Kebutuhan Industri
Dalam
industri itu terdapat tiga komponen, yaitu masukan (input), proses dan
hasil-hasil (output). Dari segi masukan, industri mempunyai dampak negatif
misalnya, suatu industri pembuataan kayu lapis membutuhkan bahan baku berupa
kayu gelondongan sebesar satu ton setiap hari, maka si pengusaha selalu
berpikir akan adanya persediaan kayu sebanyak itu setiap hari agar
perusahaannya memperoleh keuntungan.
Pada
saaat proses, terjadi kebisingan-kebisingan di dalam penggergajian maupun
pemotongan-pemotongan kayu, yang sering terjadi adalah bahwa pihak perusahaan
lupa akan pengaruh buruk dari kebisingan itu terhadap para pekerja dalam pabrik
maupun manusia disekitarnya. Dari komponen hasil, dmapak Ilmu Alamiah dan
teknologi pada umumnya adalah positif, meskipun kadang-kadang tampak dampak
sosial yang negatif juga. Karena itu kita mengharapkan pembuangan limbah
industri yang tampaknya makin meningkat pada masa pembangunan saat ini tidak akan
membawa pengaruh negatif.
Terhadap Sumber Daya Alam
a.
Minyak
Bumi
Kita
juga mengetahui bahwa minyak bumi merupakan bahan galian yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable), artinya sekali pakai habis. Minyak bumi itu berasal
dari fosil yang terbentuk secara alami dalam proses jutaan tahun lamanya yang
jumlahnya juga terbatas. Dan pada suatu saat minyak akan habis. Maka demi
kelestarian kehidupan di muka bumi , orang segera mencari gantinya. Berbagai
alternatif pengganti minyak bumi itu akan diuraikan dibelakang. Pada bagian
pertama perlu diketahui adalah dampak negatif, yaitu hasil pembakaran minyak
bumi itu berupa gas-gas oksida, antara lain karbondioksida yang berguna untuk
fotosintesis (pembentukan zat gula atau pati pada tanaman berhijau daun dengan bantuan
matahari) dan gas karbo monoksida yang bersifat sangat beracun. Gas CO ini
dapat meracuni sel-sel darah merah sehingga sel-sel itu tidak mampu berfungsi
lagi sebagai pengangkut oksigen dalam jaringan tubuh. Namun yang sangat
berbahaya adalah gas-gas yang mengandunng Pb (timah hitam) atau Hg (air raksa)
yang semuanya ini merupakan campuran premium agar premium mudah terbakar
(sebagai katalissator pembakar).
b.
Batubara
Dapak negatif dari penambangan
batubara akan menimbulkan , adanya cacing tambang, marabahaya yang mungkin
menimpa manusia-manusia penambang, karena gas oksida dalam tambang itu sangat
terbatas yang banyak adalah gas-gas bumi yang menyesakkan napas yang mungkin
mengandung CO, sulfur oksidan. Akhirnya gas-gas yang timbul dari hasil
pembakaran batubara hampir serupa dengan hasil pembakaran minyak bumi. Minyak
bumi dan batubara termasuk sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui
(unrenewable). Jenis mineral misalnya seng, besi, tembaga, dan sebagainya
merupkan sumber daya alam yang juga tidak dapat diperbaharui.
c.
Air
Air
walaupun merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui artinya dipakai
dapat dibersihkan kembali, tapi pembersihan itu tidak selalu dapat sempurna,
sehingga lama kelamaan air bersih yang kita perlukan makin hari makin menurun
kuantitas dan kualitasnya.
d.
Hutan, Hewan dan Ternak
Hutan
dan hewan atau ternak merupakan sumber daya alam yang dapat dipengaruhi, tetapi
teknologi modern dapat mengakibatkan sumber daya alam tersebut menjadi tidak
berdaya atau tidak dapat diperbaharui. Walaupun sumber daya alam itu dapat
diperbaharui tetapi ada batas toleransinya. Bila batas ini dilampau maka tidak
lagi dapat diperbaharui. Pemungutan ikan di laut dengan pukat harimau misanya
akan menjaring ikan yang besar sampai ke anak cucuknya sehingga generasi
mudanya tak dapat menggantikan generasi tua.
e.
Tanah
Tanah
pertanian sebagai sumber daya sebenarnya dapat diperbaharui artinya tanah itu
dapat dipergunakan berulang-ulang bila dipelihara dengan baik. Apabila tanah
itu dibiarkan dalam keadaan kosang lalu terkena erosi terus menerus, maka
bagian tanah yang sumber (berhumas) hilang dan tinggallah padas atau batu yang
tidak lagi dapat menjadi lahan yang dapat ditanami.
f.
Sumber Daya Zat Radioaktif
Zat
radioaktif memang zat yang sangat berbahaya. Sejak ditemukannya oleh Madame
Curie telah nampak dampaknya yaitu orang-orang yang bekerja di laboratoriumnya,
bahkan terjadi kebocoran tidak dapat dihindarkan, tetapi kebocoran itu tidak
tampak seperti kebocoran minyak bumi atau batubara. Bahayanya amat besar,
meskipun telah memperhitungkan dengan sangat teliti, tetapi bencana alam sering
di luar perhitungan manusia, misalnya kekuatan badai, banjir, gempa bumi dan
sebagainya. Semua itu taruhannya adalah keselamatan jiwa manusia, tidak hanya
pekerjaannya, tetapi masyarakat sekitarnya, misalnya kebocoran reaktor atom di
Chernobile (Rusia) yang beberapa tahun lalu. Berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 4 tahun 1982 tentang ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup Sumber Daya, sebagai berikut; Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup
yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya
alam non hayati dan sumber buatan. Pada dasarnya sumber daya alam dapat dibagi
menjadi:
a. Sumber daya manusia, dimana tercakup
kuantitas, kualitas pengetahuan dan keterampilan dan kebudayaan juga sarana dan
lembaga swadaya masyarakat.
b. Sumber daya fisik ( sumber daya alam
dan buatan) dapat dibedakan :
- Sumber alam hayati, yang terdiri dari flora dan fauna.
- Sumber alam non hayati, meliputi tanah, air , udara, mineral
(minyak bumi, batu bara, gas alam dan sebagainya ).
- Sumber daya strategis (semua mineral essensial) untuk usaha
Hankam, iklim, energi matahari.
Kedua
sumber daya alam tersebut seringkali merupakan tulang punggung pembangunan
suatu negara, sehingga pengelolaannya harus tepat agar dapat meningkatkan
pembagunan suatu negara, taraf hidup dan kemakmuran bangsa di negara tersebut.
Artinya pemanfaat sumber daya alam untuk suatu produksi tidak dapat berdiri
sendiri tetapi harus memperhatikan kepentingan pemungkiman, lingkungan
perlindungan dan industri. Dengan demikian ada keseimbangan penggunaan antara
lingkungan yang satu dengan yang lain sehingga dapat dimanfaatkan secara
terus-menerus.
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
IPA berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat
manusia yang mempunyai rasa ingin tahu atau curiousity
yang juga selalu berkembang (dinamis). Dengan sifat ini, dalam benak
manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa sesungguhnya (what), bagaimana sesuatu terjadi (how), dan mengapa demikian (why).
Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang
menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam
semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan
dasar perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas dan mendalam
sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya
cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA).
Ilmu pengetahuan diperoleh melalui prosedur yang telah
ditentukan, yaitu melalui cara yang disebut metode ilmiah. Adapun
langkah-langkah operasional metode ilmiah –secara singkat– adalah sebagai
berikut:
a. Perumusan Masalah
b. Penyusunan Hipotesis
c. Pengujian Hipotesis/Penelitian
d. Penarikan Kesimpulan
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, sebab suatu
pengetahuan dapat disebut ilmu atau ilmiah jika memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Logis atau masuk akal
b. Objektif
c. Metodik
d. Sistematis
e. Berlaku umum atau universal
f.
Kumulatif
2. Saran
Sebaiknya
pembaca mengerti memahami akan pentingnya ilmu pengetahuan alam ,peduli dengan
alam dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan alam dengan baru.
DAFTAR
PUSAKA
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/20/peranan-ilmu-pengetahuan-alam-dan-teknologi-dalam-memenuhi-kebutuhan-kehidupan-manusia/
http://harisbanjarmasin.blogspot.com/2011/11/iad-manusi-berpikir-dari-zaman-dulu.html
http://khairinnisaedogawa.blogspot.com/2011/07/iad-perkembangan-dan-pengembangan-ilmu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar